Belum lama ini,
bumi pertiwi kembali berduka terkait tragedi pesawat Air Asia degan nomor
penerbangan QZ 8501 yang membawa 161 penumpang.Pesawat Air Asia QZ 8501 terbang
dari Bandara Internasional Juanda Surabaya menuju Bandara Changi Singapura
kehilangan kontak di wilayah selat karimata pada tanggal 28 Desember 2014 lalu.
Meskipun pencarian sudah membuahkan hasil dengan ditemukannya beberapa jenazah
korban dan puing-puing pesawat yang ditemukan, tetapi penyebab pesawat tersebut
hilang kontak masih menjadi tanda tanya.
Dari beberapa
temuan awal, pesawat melaporkan akan menghindari awan cumulonimbus (Cb) dengan
berbelok ke kiri dari rute yang telah ditentukan dan meminta izin untuk naik ke ketinggian 38.000
kaki dari sebelumnya 32.000 kaki. Sebelunya Air Traffic Control telah
mengizinkan pesawat untuk berbelok ke arah kiri untuk menghindari awan, namun
permintaan untuk menaikkan ketinggian tidak diizinkan karena pada level
ketinggian yang diminta masih ada pesawat lain yang akan melintas. Setelah
permintaan menaikkan ketinggian ditolak, kemudian pesawat Air Asia QZ 8501
dinyatakan hilang kontak pada pukul 06:17 WIB.
Cuaca Indonesia
termasuk dalam kategori yang sangat dinamis, dimana perkembangan kondisi cuaca
dapat berubah secara dinamis dibandingkan negara yang berada di daerah sub
tropis.Oleh karena itu unsur cuaca menjadi informasi vital terkait aktivitas
transportasi laut maupun udara. Terkait Air Asia QZ 8501, pakar meteorologis
Prof. Edvin Aldrian mengemukakan analisis awalnya bahwa pesawat kemungkinan
telah terbang ke dalam awan badai. Fenomena cuaca yang terjadi pada awan
tersebut bisa berupa icing yang dapat menyebabkan mesin pesawat
mengalamu kerusakan karena pendinginan dari proses icing tersebut.
Kantor BMKG Juanda Surabaya sebelumnya juga telah memberikan informasi bahwa
pada rute yang akan dilewati terdapat kondisi yang cukup mengkhawatirkan pada
dokumen penerbangan sebelum pesawat take off.
Sebelumnya
mungkin yang kita ketahui bahwa tugas BMKG hanya untuk menyediakan prakiraan
cuaca esok hari dan terkait informasi gempa bumi serta tsunami. Tetapi
disamping melaksanakan tugas- tugas tersebut, lembaga pemerintah ini sebenarnya
memiliki peran yang cukup penting dalam setiap aktivitas transportasi,
khususnya transportasi udara dan transportasi laut. Dimana kewajiban untuk
memberikan prakiraan cuaca selama jalur transportasi menjadi tanggung jawab
lembaga tersebut untuk memberi arahan terkait faktr cuaca yang mungkin terjadi
selama aktivitas penerbangan maupun pelayaran..
Informasi cuaca
terkait keselamatan transportasi memang sudah disediakan pemerintah melalui
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Hampir di setiap bandara yang
melakukan penerbangan sipil, BMKG mempunyai kantor di bandar udara tersebut
dengan berbagai peralatan pemantau cuaca, begitu juga pada pelabuhan laut yang
ada di Indonesia. Selain informasi internal kepada awak transportasi,lembaga
tersebut juga memberikan kemudahan untuk pengaksesan informasi cuaca yang dapat
dimanfaatkan siapa saja melalui laman website aviation.bmkg.go.id. Semua upaya
pemerintah dalam hal informasi cuaca tersebut diharapkan memberikan rasa aman
kepada masyarakat terkait aktivitas transportasi.
0 comments:
Post a Comment